Dokumentasi atau Eksploitasi?
Beda tipis antara mendokumentasikan anak dalam segala
aktivitas dan kemudian di upload di sosial media hingga eksploitasi anak. Ada
banyak orang tua yang membuat dokumentasikan anak di sosial media, eh jadi
booming dan menjadikan anak konten. Jujur, biang ngerumpi sih ok.. ok saja.
Asalkan, tidak memaksanakan kehendak pada anak. Wajar orang tua ingin anaknya
menjadi “terkenal” di sosial media. Namun, tidak berlebihan.
Eksploitasi anak bisa dimaksudkan, anak dijadikan
sumber keuangan. Dimana anak tidak mendapatkan KEBEBASAN NYA. Anak di paksa
untuk shooting, anak tidak mendapatkan waktu istirahat dan sebagainya. Sedangkan,
biang ngerumpi melakukan shooting ketika anak sedang bermain, belajar. Pas,
ketika mandi ada momen lucu, itu pun shooting-nya hanya untuk dikonsumsi
pribadi atau keluarga terdekat saja.
Memang saat ini, si kecil masih belum mengetahui apa
itu publikasi, kenapa dia yang di shooting. Namanya anak kecil, apalagi si Baby
Hans satu ini, setiap gerak-geriknya pasti ga luput dari kamera baik mama-nya,
aunty dan uncle-nya. Soalnya usia dua tahun masih masa dimana dia sedang
bertumbuh dengan tingkah pola yang menggemaskan. Sepertinya, sayang banget
kalau tidak diabadikan.
Selama konten yang di public tidak terlalu vulgar dan
tidak akan membuat si kecil malu. Lha,
memang dia belum mengetahui saat ini, tapi ketika besar jejak digital tak akan
pernah hilang bukan? Apalagi kalau sudah di share, saving dan sebagainya.
Membicarakan konten untuk anak itu memang
menyenangkan. Jujur, biang ngerumpi saja suka banget mengabadikan momen lucu. Bahkan,
pernah dapat endorse untuk produk bayi. Ya, lumayan uangnya bisa dibelikan
mainan atau keperluan hiburan si baby, seperti diajak ke tempat permainan di mall
dan sebagainya.
Namun, kembali lagi pada diri sendiri sih. Selama konten
anak, tidak membuat anak menjadi suatu keterpaksaan. Sehingga membuat anak
kehilangan masa kecilnya, kenapa tidak! Konten sekaligus mengabadikan momen
masa kecil, berjalan berdampingan adalah suatu hal yang menarik. Do and Don't tetap menjadi pertimbangan pada posisi anak.
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
Hi Teman Rumpi, terima kasih sudah main ke blog chitchat, ada baiknya berbagi pendapat tanpa meninggalkan spam ya. Kita sama-sama saling menghargai rumah maya kita. Salam, thanks telah meninggalkan biang rumpi manis di sini. cheers @citrapandiangan