Belajar dari Anak Dua Tahun
Chitchat.my.id- Aloha, how are you? Selamat datang di jam tayangan
ngerumpi nyeleneh di blog ChitChat,
Ngerumpi yuk! Kali ini si biang rumpi mau mengajak teman ngerumpi membahas
mengenai Mengenal prilaku anak dua
tahun. Jujur, biang ngerumpi merasa lelah ketika baby masih delapan bulan. Berharap
cepat bisa jalan, rupanya tambah teruk, bahasa Melayu.
Kali ini, biang ngerumpi mau ngerumpi anak usia dua
tahun ya; sebenarnya sih ngerumpi prilaku anak biang ngerumpi sendiri. Sewaktu delapan
bulan, biang ngerumpi kerap kali kesulitan mengasuh, sekaligus work from home. Mau
tidur harus di keloni, dijaga dan sebagainya. Kalau tak, oma marah.
Eh, dah berusia setahun; rupanya menjaganya semakin
ekstra butuh waktu dan tenaga. Tambah besar, usia dua tahun harus semakin
diperhatikan; kalau jatuh dikit saja; Oma bisa bernyanyi doraemon. Padahal,
anak-anak seharusnya bebas berekspresi. Dikarenakan di rumah, dilarang-larang
memanjat kursi, atau naik tangga. Baby Hans sempat tidak berani untuk bermain pelosotan.
Bahkan, masuk ke mandi bola saja tidak berani.
Sekarang, setelah usia dua tahun lebih, Baby Hans
sudah berani mandi bola, naik tangga di plosotan walau hanya beberapa anak
tangga. Sudah ada kemajuan. Anak di usia ini sangat aktif sekali. Apalagi Baby
Hans kalau dibandingkan dengan teman seusianya di lingkungan complex rumah perkembangannya
cukup pesat. Bicaranya sudah lancar, bahkan bisa dibilang melebihi anak usia
tiga tahun. Meskipun beberapa huruf tidak jelas seperti, huruf i, dan u.
Meskipun ada beberapa huruf tidak jelas, namun
ingatannya sangat TAJAM, setajam silet. Sehingga biang ngerumpi harus hati-hati
bicara dengannya. Soalnya, ini anak kalau diajak bercerita suka nyambung. Jadi,
seru bicara dengannya. Pernah, biang ngerumpi bercanda, hans setan, terus dia
jawab mama setan wkakakaka. Duh, bahayakan. Memang anak-anak usia ini, kita
harus bisa mengatur perkataan kita. Meskipun bercanda, apalagi konon katanya
anak-anak lebih cepat menangkap hal negatif dibandingkan positif. Sama seperti
kita juga kan?
Energi anak tak ada habisnya! Jujur, ini yang biang
ngerumpi rasakan. Terkadang menidurkan Baby Hans di malam hari, jadi terikut
tertidur. Padahal, sudah ada plan mau ngetik malam atau mau membuat sesuatu di
malam hari; akhirnya tak berhasil. Apalagi selama sepekan ini. Senang sih anak
aktif dan penuh energi. Namun, sebagai orang tua, biang ngerumpi merasa
keteteran dengan urusan mendidiknya, dan pekerjaan biang ngerumpi.
Dulu, biang ngerumpi kalau mau membuat Baby Hans untuk
tidur di malam hari, harus dipaksa dan akhirnya dia menangis. Gendong sampai
jatuh tertidur. Namun, belakangan ini, biang ngerumpi mencoba trik yang
berbeda. Biang ngerumpi tiduran di kamar dulu, lalu dia masuk, main-main diatas
tempat tidur. Kemudian ajak nyanyi; lalu biang ngerumpi bilang tutup pintu
kamar ya, kita nyalakan AC. Baby Hans setuju. Kemudian lima menit, matikan
lampu.
Kita pun tidur-tiduran sambil bernyanyi dan
mendongeng. Hans senang sekali, kalau biang ngerumpi ajarkan lagu baru. Semangatnya
luar biasa. Apalagi ketika mendongeng, kadang dia mengikuti perkataan biang
ngerumpi. Contohnya, pada suatu hari. Nah kalimat biang ngerumpi belum kelar,
dia mengulang itu juga. Biang ngerumpi
tidak melarang, seperti Hans dengarkan saja Mama bercerita. Ya, mungkin baby
Hans ada bakat sebagai story telling juga seperti Mama-nya.
Sambil terus bercerita atau bernyanyi dan memberikan sebotol susu. Akhirnya, dia pun tertidur tanpa drama menangis dan sebagainya. Ada alasan, kenapa kita tidak boleh memaksakan anak tidur. Apalagi sampai anak menangis. Next biang rumpi akan kasih tau alasannya. Menurut teman ngerumpi apakah cara biang ngerumpi salah?
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
Hi Teman Rumpi, terima kasih sudah main ke blog chitchat, ada baiknya berbagi pendapat tanpa meninggalkan spam ya. Kita sama-sama saling menghargai rumah maya kita. Salam, thanks telah meninggalkan biang rumpi manis di sini. cheers @citrapandiangan