Didikan Keras Menghasilkan Anak Depresi
Chitchat.my.id- Aloha, apa kabar semua.
Selamat datang di jam tayangan ngerumpi nyeleneh di blog ChitChat,
Ngerumpi yuk! Nah, pembahasan kali ini mengenai perasaan. Tahukah teman ngerumpi
perasaan kesepian itu sangat menakutkan dan bisa membuat orang menjadi depresi.
Sama halnya dengan kekerasan pada anak akan membuat anak menjadi orang yang
tertutup dan depresi, plus memiliki perasaan curiga terhadap orang.
Entahlah,
apa teori si biang rumpi ini benar adanya ataukah salah. Maklum si biang rumpi
bukan profesional piskolog. Namun, teman ngerumpi, biang keror ini memiliki dua
orang teman yang memiliki kecendrungan sebagai orang yang depresi. Pasalnya,
pemikiran mereka selalu berburuk sangka pada orang. Tidak percaya diri, bahkan
ada yang percaya dirinya berlebih. Namun, ketika ditelusuri dengan bijak, ada
hal yang aneh dalam pemikiran mereka.
Usut punya
usut, alias gosip yang digosok makin sip, kate orang begitu. Ternyata kedua
teman biang rumpi ini memiliki kekerasaan di rumah tangga. Sejak kecil, mereka
mendapatkan asuhan atau pendidikan dengan disiplin yang ketat dan bahkan
kekerasan fisik. Ternyata anak itu tumbuh menjadi sosok yang keras dan juga
sensitif di waktu yang bersamaan. Bahkan, anak yang mengalami kekerasan fisik
maupun mental berakibat perkembangan kejiwaannya menjadi depresi. Karena itu,
STOP KEKERASAN PADA ANAK. Masa depan anak bisa rusak tanpa sadar. Apalagi, jika
kejiwaan anak tidak ditangani dengan tepat.
Setiap orangtua
pasti menginginkan anaknya menjadi sukses dan berguna bagi kehidupannya
sendiri. Benar tidak teman ngerumpi? Ditambah, setiap keluarga memiliki
metodenya sendiri dalam mendidik anak. Namun, metode dengan disiplin tegas dan
hukuman kekerasan pada anak ternyata tidak efektif. Anak menjadi lebih
tertutup, tidak terbuka dan cendrung hidup dalam dunianya sendiri yakni dalam
pemikiran-pemikiran sehingga ketika mengalami goncangan keras pada kehidupannya
di masa datang. Pemikiran tersebut berkelibat dan bercampur antara ini nyata
ataukah hanya halusinasi.
Tentu,
teman ngerumpi tidak menyadari bawasanya karakter anak terbentuk ketika mereka
masih kecil. Disinilah, sebenarnya peranan orangtua sangat penting. Sama
seperti diriku, mama selalu mengatakan ketika sedang kesal denganku. “Aku salah
mendidik kamu dari kecil, dulu aku tidak pernah menyuruhmu bekerja atau
membantu di dapur. Dan sekarang, kamu tumbuh menjadi anak yang tidak menyukai
dapur dan hal-hal yang berkaitan dengan urusan rumah tangga.”
See, cara
mendidik orangtua dari kecil akan mempengaruhi masa depan anak. Namun, jangan
sampai kekerasan merusak masa depan anak. Ibaratnya, bom atom yang terkumpul
bisa meledak disaat yang tidak disangka. Bisa jadi, setelah dia menikah dan
memiliki anak. Pemikirannya bisa makin depresi. Taukah teman ngerumpi, pepatah
lama mengatakan cabut rumput ketika dia masih atau baru tumbuh. Jika kita
biarkan rumput liar terlalu lama tumbuh. Ketika kita hendak mencabutnya akan
mengalami kesulitan. Sebab akar sudah tertanam dalam pada tanah.
Begitu juga
anak, ketika kita mendidik anak dengan cara kekerasan maka tanpa kita sadari
bawasanya anak sudah mengalami trauma yang tidak bisa diucapkan dengan kata.
Ah, ada teman ngerumpi yang angkat tangan. Nak tanya apa jeng? Ooh, ada tertulis
orangtua yang sayang anak akan memukul anak. Sebagai bukti bawasanya mereka
peduli. Memukul anak ya? Sebentar, sejauh yang biang rumpi ingat sewaktu kecil,
biang rumpi juga pernah mengalami tuh sisir membuat paha si biang rumpi merah.
Selebihnya, mama biang rumpi menghukum biang rumpi di dalam kamar mandi atau di
kamar. Soalnya, biang rumpi sewaktu kecil demen banget dikit-dikit berantem
sama kakak. Tetapi, tidak pernah lebih dari itu orangtua biang rumpi menghukum
biang rumpi.
Apalagi
dengan menggunakan ikat pingang, sapu, dan sebagainya. Idih, tidak pernah.
Apalagi ringan tangan dan mudah sekali menghukum kesalahan kecil. No.... no.. jadi,
boleh dong orangtua memukul anaknya ketika salah? Ajaran dulu dan sekarang
berbeda. Sekarang, orangtua lebih moderen dan smart, so masih mau pakai ajaran
memukul anak. Mungkin, bisa diterapkan apabila kenakalan anak sudah diatas
sewajarnya. Namun, anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Maka,
mereka bisa tumbuh menjadi dua sosok liar dan depresi. Jadi, apa pilihan teman
ngerumpi dalam mendidik anak? Berhubung biang rumpi belum memiliki anak, biang
rumpi say NO kekerasan pada anak. Sebab, banyak cara dan metode yang lebih
bagus lagi dalam mendidik anak. Kekerasan bukan jalan yang terbaik untuk
menjadikan anak disiplin agar masa depan mereka sukses.
KESIMPULAN
Kekerasan dalam mendidik anak di era sekarang bukanlah jalan
atau pilihan yang terbaik. Karena itu, sebagai orangtua kita harus memahami
jiwa dan karakter anak. Anak yang mengalami kekerasan akan tumbuh menjadi
pribadi yang tertutup dan depresi. Ibarat bom atom yang bisa meledak kapan pun,
ketika dia sudah tidak sanggup lagi menahan gejolak yang dihadapi dalam
kehidupannya. Sebagai orangtua, tentunya kita menginginkan yang terbaik buat
anak. Namun, kebaikan yang kita berikan bisa saja berujung pada kepribadian
anak yang jauh dari apa yang kita harapkan. Patut digaris bawahin kekerasan
pada anak bukan hanya pada fisik saja tetapi juga pada mental. So, becarefull
dalam membentuk jiwa dan karakter anak ya teman!
Jangan lupa berkunjung juga ke kitabahagia , kotacinta dan
Story citra temukan artikel menarik lainnya
Pada
5/22/2017
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
Hi Teman Rumpi, terima kasih sudah main ke blog chitchat, ada baiknya berbagi pendapat tanpa meninggalkan spam ya. Kita sama-sama saling menghargai rumah maya kita. Salam, thanks telah meninggalkan biang rumpi manis di sini. cheers @citrapandiangan