Selfie Selfie
Chitchat.my.id- Aloha, apa kabar semua?
Semoga dalam keadaan baik dan sehat serta bahagia selalu dong. Selamat datang
di jam tayangan ngerumpi nyeleneh di blog ChitChat, Ngerumpi yuk! Nah, pembahasan kali ini
mengenai kegiatan Charity di salah satu panti asuhan yang berada di lokasi
tempat si biang rumpi tinggal sementara waktu. Maklum si biang rumpi ini suka
menghilang kemana saja angin membawa diri ku pergi menjauh.
Pada suatu
hari, seorang teman kakak hendak berbagi kasih ke salah satu panti asuhan yang
ada di pulau B. Tempat si biang kerok tinggal saat ini. Awalnya, aku enggan
pergi, tapi di last minute aku mengubah pendirianku dan pergi. Soalnya, mati
lampu so kagak bisa juga mengerjakan pekerjaan sebagai ghost writer. So, di
sana dalam gerimis hujan yang disertai petir dan kilat sesekali hadir mengubah
warna langit biru menjadi gelap.
Perjalanan
yang tidak memakan waktu lama membawa kami ke sebuah bangunan yang sedang dalam
tahap pembangunan. Di sana, telah ada sekitar dua puluh anak yang usainya
beragram mulai dari 2 tahun hingga belasan tahun. Tertua berusia 17 tahun.
Jumlah anak asuh yang ada di Panti Asuhan itu sekitar 79 anak. Rata-rata mereka
dari keluarga yang tidak mampu, yatim-piatu. Nah, wajah mereka tersenyum
merekah ketika dua mobil memasuki perkarangan mereka.
Ada satu
anak kecil yang menarik perhatian kami, Elis or Lis entahlah, anak kecil ini
sangat imut dibalik jilbabnya yang tekadang menampakan helaian rambut depannya
yang keluar. Sebab, diantara anak yang lain, dia yang paling bersih, ceriwis,
gemesin. Apalagi dia tak nampak malu-malu kucing. Seru banget, makan bersama
anak-anak yatim piatu itu.
Oh ya,
rombongan dari Singapura ini dibalik kegiatan charity ini dalam rangka
merayakan ulangtahun Kak Nita. Dia enggan membuat pesta sebagai ucapan syukur
di hari lahirnya. Dia ingin berbagi pada anak-anak yang kurang beruntung. Sungguh,
pemandangan yang memilukan dan menggetar hati. Si biang rumpi ini merasa
bersyukur diberi kesempatan mengikuti kegiatan amal ini. Ada rasa menggelitik
di hati. Mereka penuh senyum dan berbahagia. Walaupun di pancaran sinar mata
mereka, mereka rindu akan kasih sayang. Sebab, anak seusia itu butuh pelukan
dan dimanja.
Beberapa anak
mendatangi si biang rumpi untuk minta di peluk. Awalnya, tentu saja biang rumpi
ini agak risih. Mungkin karena sudah lama tidak membaur dengan anak-anak
seperti itu. karena sewaktu masih jadi kuli tinta (jurnalis) si biang rumpi
selama dua tahun berbagi ilmu gratis pada anak-anak jalanan dan tidak mampu,
mengajarkan mereka baca tulis dan bahasa inggris. Jadi, saat mereka minta di
peluk dan si biang rumpi awalnya ragu-ragu akhirnya malah sering memeluk
mereka.
Nah, bagi
kita yang merasa hidup berlebihan tidak ada salahnya berbagi kasih, bukan
berapa banyak kita berikan kepada mereka. Melainkan, betapa kita merasa
beruntung bisa berbagi kasih kepada mereka yang membutuhkan dan memerlukan
kasih sayang.
Di balik
cerita ini, ada satu anak yang memang rada “kurang” dibanding yang lain, sebut
saja namanya Bunga. Dia selalu saja minta “selfie Selfie” awalnya aku bingung.
Saat dia berujar, “Teh (baca tante) selfi, selfi.” Aku tidak paham maksudna
selfi. Aku pikir namanya selfi. Lalu, aku jawab, “Iya selfi.”
Tidak lama
kemudian dia mulai menggerakan tangannya seakan memfoto diri sendiri. Aha, dia
minta foto bareng dengan sistem “selfi” akhirnya. Aku dan beberapa teman
lainnya foto selfi bersama. Tapi ini anak minta foto selfi terus terusan lho.
Hihihi unik ya. Sebenarnya tidak unik, sebab dia ingin merasakan kasih sayang
dan kebersamaan dalam canda dan tawa ketika berkata siap ya. Cheers, smile,
said it smile....
Semoga si
biang rumpi diberi rejeki berlimpah sehingga bisa membuat charity juga dan
berbagi kasih sesama manusia yang membutuhkan. Tidak peduli agama apa, karena
kasih tidak membandingkan agama aku kristen, agama dia ini itu. bukan. Karena
kasih bukan membandingkan perbedaan tetapi menyatukan perbedaan dalam kasih.
KESIMPULAN
Berbagi kasih kepada orang yang kurang beruntung akan membawa
hikmat dan kebahagiaan tersendiri buat kita. Tidak mesti memberikan barang
fancy atau makanan mahal. Kesederhanaan dan hal-hal kecil yang mereka butuhkan
merupakan hal berharga yang mereka dapatkan.
Salam Biang
Rumpi
Pada
2/06/2017
Wah, aku kok mbrebes mili ya Mbak bacanya. Sungguh beruntung kita masih dirawat ortu. Buat temanmu, semoga berkah dan banyak rejeki buatnya. Juga Mbak Citra yg telah mengulasnya :)
ReplyDeleteBenar mbak Wahyu, kita bersyukur kita memiliki orangtua yang mau merawat kita dan bukannya meninggalkan kita. Kala kehidupan mereka terpuruk..... Amin, semoga ya mbak. Rencananya di Bulan Februari mau mengadakan lagi. Infonya, mereka lagi menggalangkan dana di Sing
DeleteBenar banget, berbagi itu justru memberikan makna lebih bagi hidup kita sendiri.
ReplyDeleteBenar banget mbak Uniek.... berbagi memberikan makna bagi kita
Delete