Hutan
Bubura sedang ramai dengan pemilihan Raja Hutan Bubura. Tidak ada yang berani
menolak, ketika babi hutan mengajukan dirinya sebagai raja hutan. Penghuni
Hutan Bubura hanya berdiam saja, tidak ada yang protes. Karena babi hutan
badannya paling gemuk, tenaganya sangat kuat dan ia juga memiliki taring yang
tajam dan panjang.
“Jadi
bagaimana, apakah kalian setuju aku menjadi Raja Hutan ini,” seru babi hutan,
diantara penghuni Hutan Bubura.
Penghuni
Hutan Bubura hanya saling pandang, diam dan takut. Mereka tidak bisa memprotes
keinginan babi hutan menjadi raja.
“Apakah
kalian semua setuju!” Babi hutan mengulang perkataannya.
“Iya,
kami setuju,” sahut kelinci dan diikuti tupai, mereka takut jika babi hutan
akan mengamuk.
Tentu
saja, babi hutan menjadi Raja di Hutan Bubura. Tidak ada yang berani menolak
keinginannya. Babi hutan menjadi sangat angkuh. Karena ia tahu tidak ada satu penghuni
Hutan Bubura yang berani melawannya.
“Tentu
saja! Aku layak menjadi Raja Hutan di Hutan Bubura ini. Aku binatang yang
paling kuat, tidak ada satu binatang pun di sini yang bisa menjadi
tandinganku,” serunya congkak, sambil bercermin pada air sungai.
“Hai
kamu, kelinci. Beri aku wortel. Aku sangat lapar,” ujar babi hutan, saat ia
melewati sarang kelinci.
“Tapi,
ini persediaanku untuk besok. Ini makanan untuk anak-anakku, Raja Hutan,” tolak
kelinci.
“Apa
kamu berani menentang Raja Hutan dari Hutan Bubura ini!”
“Ti...
Ti... Tidak, Raja Hutan,” jawab Kelinci ketakutan, badannya menggigil, karena
melihat taring panjang dan tajam dari babi hutan.
“Cari lagi, bukankah badan kamu kecil dan
gesit melompat. Kamu bisa mengumpulkan lagi,” kata babi hutan congkak.
Kelinci
menyerahkan makanan yang ia kumpulkan untuk anak-anaknya dan meninggalkan sarangnya.
Ia merasa kesal, karena babi hutan bersikap semena-mena.
“Hahahaha,
aku senang sekali menjadi raja hutan. Badanku bisa semakin gemuk dan semakin
kuat,” ucap babi hutan congkak.
Penghuni Hutan Bubura mulai berbisik-bisik
mengenai kelakukan babi hutan yang semakin menjadi-jadi. “Bagaimana ini, aku
tidak suka kelakuan babi hutan,” keluh kelinci.
“Iya,
aku juga. Semua makananku di ambilnya,” sambung tupai.
“Hai...
apa kabar semua,” ujar kancil saat melewati teman-temannya, “Apa yang kalian
lakukan di sini?”
Mereka
langsung menceritakan semuanya pada si kancil. Kancil mendengarnya dan
mengangguk-angguk.
“Bagaimana
nasib kita kancil,” timpal Kura-kura.
“Tenang
saja, kita lihat saja besok. Kita harus menghentikan perbuatan babi hutan itu,”
ujar kancil.
“Kami
tidak berani,” seru kelinci sambil memandang kancil dan membayangkan mereka
akan diseruduk dengan taring tajam babi hutan. Ia memandang beberapa penghuni
Hutan Bubur dan berujar sangat kuat, ‘’Siapa yang berani melanwanku?’’
Mereka
diam saja, saat mendengar babi hutan yang bertingkah sombong. “Tenang saja,
hari ini, aku tidak meminta makanan kalian. Karena aku ingin menunjukan
kekuatanku pada kalian,” kata babi hutan itu.
Mereka
hanya saling pandang saja, tidak menjawab tantangan babi hutan itu. Lalu, Raja
Babi Hutan menunjukkan kekuatannya
dengan mendorong pohon mangga. Dalam sekejab, ia berhasil menumbangkan pohon
mangga dihadapannya. Babi hutan itu sangat senang dengan kekuatannya. Ia
semakin sombong, karena tidak ada yang sanggup melawannya.
“Silahkan
makan mangga segar. Aku sedang berbaik hati pada kalian,” ucapnya sambil
meninggalkan pohon mangga itu.
“Kenapa
kamu tidak ikut berpesta,” kata kacil yang tiba-tiba datang, karena mendengar
suara pohon tumbang.
“Aku
sedang kenyang, jadi kalian saja yang berpesta makan mangga segar itu.”
“Baiklah,
terimakasih,” ucap kancil menghampiri pohon mangga itu. Ia memakan lahap buah
mangga itu, “Ayo teman-teman, mari bergabung denganku. Kita makan buah mangga
segar ini.”
Mereka
saling pandang dan kemudian satu per satu mengikuti jejak kancil. Mereka makan
buah mangga tersebut. “Silahkan, kalian lanjutkan pestanya. Aku sudah kenyang
dan aku ingin jalan-jalan,” ujar kancil.
Mendengar
kancil hendak pergi jalan-jalan, babi hutan yang dari tadi tiduran, tertarik
untuk ikut. “Hai binatang kecil, aku ingin ikut denganmu,” seru babi hutan.
“Tidak.
Aku suka jalan-jalan sendiri,” tolak kancil.
“Berani
sekali kamu menolakku,” seru babi hutan marah.
“Memang
apa salahnya, jika aku suka berjalan sendirian,” ucap kancil.
Mendengar
jawaban si Kancil, raja babi hutan marah.
Ia tidak menyangka binatang kecil
itu berani berbicara begitu padanya. Padahal, tidak ada yang berani
menentangnya.
“Berani
sekali kamu padaku. Aku adalah binatang terkuat di Hutan Bubura ini,” jeritnya
membuat beberapa burung terbang ke angkasa.
“Mengapa aku harus merasa takut padamu?
Kekuatan yang kamu miliki sama seperti kekuatan yang mereka miliki!” katakancil
santai.
Raja
babi hutan itu semakin marah. “Aku akan menghancurkanmu!”
“Silahkan,
jika kamu bisa!” Tantang kancil, “Tapi jangan sekarang. Besok saja, karena aku
kekenyangan dan mengantuk!”
“Baiklah!”
seru babi hutan, “Aku akan membuat tubuhmu itu hancur dan kesakitan.”
Keesokan
harinya, kancil dan babi hutan bertemu kembali. Penghuni Hutan Bubura merasa
ngeri membayangkan, kancil akan diseruduk oleh taring babi hutan itu. Ada
beberapa yang bersorak-sorai menantikan pertandingan antara kancil dan babi
hutan.
Pertandingan
dimulai, Raja Babi Hutan langsung menggeram dan menangkap Kancil. Anehnya,
kancil tidak menghindar. Telak, kancil terlempar
karena serudukan babi hutan. Kancil bangkit lagi dan lagi. Sedangkan moncong babi
hutan terasa sakit. Karena kepala kancil
sangat keras sekali. Hingga akhirnya, taring babi hutan luka dan ia tidak
sanggup lagi. Sedangkan kancil masih
berdiri dalam keadaan sehat dan segar.
Akhirnya,
si Kancillah yang menjadi pemenangnya. Raja Babi pun mengakui kekalahannya dan
mengakui bahwa si Kancil lebih kuat darinya. Padahal, kancil telah membuat topeng
dar kayu yang dibuat wajahnya mirip dengannya. Karena itu, babi hutan tidak bisa melukai
kancil.
Ditulis ulang sesuai versi Citra Pandiangan.... Sampai jumpa lagi di minggu depan, masih banyak stok tuk cerita si Kancil ini.
Pada
1/15/2017
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
Hi Teman Rumpi, terima kasih sudah main ke blog chitchat, ada baiknya berbagi pendapat tanpa meninggalkan spam ya. Kita sama-sama saling menghargai rumah maya kita. Salam, thanks telah meninggalkan biang rumpi manis di sini. cheers @citrapandiangan