Ekonomi
Terancam, Genggam Erat Keluarga
Chitchat.my.id- Aloha
teman ngerumpi! Apa kabar, sudah lama ya tidak berbincang bersama di blig
ngerumpi satu ini. Sebelumnya, tiada kata terlambat biang rumpi mau mengucapkan
“Selamat Hari Kartini, Harga Mati Perempuan Indonesia mesti maju terus; pantang
mundur.” Alright, selamat datang di jam tayangan ngerumpi nyeleneh di
blog ChitChat, Ngerumpi yuk! Nah,
pembahasan kali ini masih berhubungan erat dengan
pandemic covid-19.
Ayo jujur siapa yang mulai merasakan dampak pandemik dari corona ini?
Jujur saja, biang rumpi merasakan sekali dampak covid ini pada keuangan.
Bahkan, sudah banyak teman yang mengeluhkan keuangan mulai terancam. Tidak
hanya keuangan saja, kehilangan pekerjaan juga sudah terjadi. Teman ngerumpi
ada yang mengalami nasib yang sama?
Saat ini sudah mulai banyak cobaan, mulai dari karir hingga periuk dapur
hampir tidak mengepul. Dikarenakan tidak adanya uang untuk membeli keperluan
pangan. Sedangkan orang berduit mulai menimbun sembako agar stay at home tanpa
kuatir. Sedangkan, mereka yang ekonomi sedang bahkan ke bawah, jangankan
menimbun sembako. Panik, lantaran tidak memiliki dana lebih untuk menabung
sembako. Makan sehari-hari saja susah, bagaimana bisa menabung sembako!
Tentunya pandemic covid ini memiliki hal negatif pada perekonomian
keluarga, tetapi juga memiliki nilai positif pada keluarga. Sebab, kita jadi
memiliki banyak waktu untuk kebersamaan. Biang rumpi jadi ingat salah satu lagu
Slank yang mengatakan “Makan nggak makan asal ngumpul.” Apakah bisa demikian di
era pandemic seperti ini? Ngumpul tanpa memenuhi gizi. Padahal, virus ini tidak
mempan bagi orang yang memiliki stamina dan gizi seimbang. Jangankan gizi
seimbang, bisa makan saja sudah syukur.
Ironis bukan? Lagu yang suka dinyanyikan itu; kini terdengar pilu.
Namun, positifnya keluarga saling menguatkan antara suami-istri;
orangtua-anak-anak; mereka saling peduli dan memperhatikan seksama tanpa
keegoisan. Era covid yang biasanya tidak kenal tetangga, jadi saling bahu
membahu tanpa disadari. Mereka saling bergantian belanja cemilan usaha dadakan
milik tetangga. Hal itu sangat baik bukan?
Manusia Kreatif, Bertahan di
Pandemic Corona
Awalnya biang rumpi juga ikutan panik. Kakak biang rumpi yang notabennya
bekerja di luar negeri di bidang hospitality juga mengalami nasib naas seperti pekerja
di pabrik. Di mana di Kota Batam, sebagian dari mereka sudah banyak di
rumahkan. Termasuk, pekerja yang bekerja di perhotelan sudah sejak lama di
rumahkan tanpa dapat bayaran. Lha, managemen hotel saja bingung membayar biaya
operasional, apalagi gaji tanpa adanya TAMU yang menginap di hotel.
Bagi mereka yang memiliki talenta bisa bertahan di pandemic ini! Apalagi
mereka yang memiliki dana sedikit dan bisa dikembangkan menjadi bisnis rumahan
seperti biang rumpi buka usaha baking yakni bolu ibuku dengan varian rasa
pisang, tape, coklat dan pandan. Namun, bagi sebagian orang, mungkin teman
ngerumpi mengalami persoalan berat terhadap keuangan.
Para Ojek Motor Was-Was
Beberapa orang yang bekerja sebagai ojek online untuk kendaraan roda dua
sudah mengalami kegelisahan. Lantaran pemberlakuan untuk tidak membonceng
penumpang yang tidak serumah. Padahal, pekerjaan mereka adalah OJEK. Tidak
hanya ojek online, tetapi juga ojek pangkalan. Terus, darimana mereka bisa
mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka?
Warung dan Kedai Kopi Tutup
Aturan social distancing atau sekarang lebih ke physical distancing yang
diberlakukan Pemerintah untuk menekan penularan covid -19 ini agar masyarakat
tidak berkumpul dalam satu ruangan atau keramaian membuat beberapa usaha kecil
harus gulung tikar. Mereka mengalami kebangkrutan karena tidak boleh buka
usaha. Walaupun buka, tidak boleh menyediakan tempat duduk alias take away.
Padahal, mereka hanya menjual kopi dan cemilan. Mana ada yang mau take away
untuk kopi. Pastinya, mereka lebih memilih beli kopi instan dan buat di rumah.
Toh, sama saja beli kopi dan di minum di rumah!
Pedagang Kaki Lima atau
Jajanan Pasar, Sepi Pembeli
Banyak keluhan pedagang kecil seperti pedagang cemilan tradisional
mengalami sepi pembeli. Pasalnya, konsumen takut membeli jajanan mereka. Padahal,
sebelum pandemic fine-fine saja mereka beli jajanan pasar di pinggir jalan.
Namun, lantaran covid membuat beberapa konsumen was-was untuk mengkonsumsi
jajanan tersebut.
Usaha Laundry Berskala Kecil Sepi
Konsumen
Paranoid orang terhadap kebersihan membuat sebagian orang yang dulunya
ngelaundry jadi lebih memilih mencuci baju sendiri. Sehingga, usaha laundry pun
berdampak sepinya jemuran baju-baju konsumen. Padahal, mereka tetap mencuci
seperti biasa. Namun, mindset masyarakat sudah mulai berubah.
Traveler STOP Adventure,
Travel Agen Menangis
Banyaknya larangan untuk berpergian jika tidak ada URUSAN penting
membuat jasa travel agen mengalami penurunan. Bahkan sepi dari traveler. Mereka
lebih memilih stay at home dari pada berpergian dan mengalami resiko terjangkit
covid yang sangat menakutkan itu untuk saat ini.
Tidak hanya masalah itu saja, kerja dari rumah atau work from home malah
membuat sebagian orang jadi lebih tertekan! Tuntutan kerja dan rumah jadi double. Belum lagi sistem edukasi anak
jadi seperti homeschooling; dimana peranan orangtua untuk membantu
menyelesaikan pekerjaan sekolah anak jadi lebih banyak; dibanding pekerjaan di
kantor. Misalnya saja, membuat video anaknya belajar mengerjakan tugas; dan
masih banyak hal lainnya. Sedangkan, pekerjaan kantor juga harus diselesaikan
tepat waktu.
Freelancer Semakin Meringis
Teman ngerumpi bekerja sebagai freelancer yang mengandalkan proyek dari
beberapa perusahaan besar maupun agency. Namun, dikarenakan corona membuat para
klien tidak membayar proyek dan bahkan menghentikan proyek lantaran covid
membuat mereka terpaksa tidak membutuhkan jasa freelancer. Sehingga pendapatan
freelancer yang biasanya bagus kian waktu kian merosot.
Banyaknya persoalan perekonomian dikarenakan covid jangan sampai membuat
teman ngerumpi mengalami stress tingkat dewa.
Ingat, DOA membantu meringankan beban, keluarga yang saling mendukung
membuat beban berat jadi berasa RINGAN. Sebab, segala persoalan akan ada jalan
keluarnya. Meskipun sukar dan tidak mungkin, tetapi selalu saja ada celah untuk
keluar dari pandemic ini. Mari, kita bantu dalam DOA agar persoalan world ini
akan segera berakhir sebelum RAYA datang.
Tetap semangat walaupun SUKAR. Sebab, jika sudah tidak ada semangat
dalam menghadapi kehidupan di era pandemic covid ini akan membuat persoalan
kecil akan terasa berat. Bahkan, persoalan berat seakan tidak ada jalan
keluarnya. Tetap positif dan berusaha untuk tetap di rumah apabila tidak ada
urusan di luar. Sehingga mata rantai corona ini akan segera berakhir.
Salam Biang
Rumpi
Jangan lupa berkunjung juga ke kitabahagia , Story citra, petunjukhidup, asiabutterflytraveler dan jejakcantik
temukan artikel menarik lainnya
temukan artikel menarik lainnya
Pada
4/22/2020
ya bener bgt kak citra sudah makin kerasa ya efek pandemi. tapi alhamdulillah temenku ada yg termasuk merasakan berkah korona ini, dia malah buka usaha roti di rumahnya smp bikin CV untuk snack box...wah alhamdulillah
ReplyDeleteTapi kulihat semakin kesini makin banyak yang produktif sista, ada yang usaha online kuliner, baju, perabotan jadi resseler juga nih. Mungkin tergantung mau usaha atau nggak ya
ReplyDelete